LETIHNYA MENDIDIK ANAK YANG TERBALASKAN
Fadhilatus Syaikh Fawwaz Al-Madkholi حفظه اللّٰه تعالى.
💦 Terkadang hati merasa letih dari mendidik anak-anak dan jiwa merasa sesak karena kenakalan mereka yang menjadi sebab terjadinya kegundahan dan kesedihan bagi kedua orangtua.
☝ Berkata Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rohimahulloh:
🔖 “Sesungguhnya diantara dosa-dosa ada yang tidak dapat ditebus kecuali dengan kesedihan yang disebabkan oleh anak-anak”.
⭐ Maka berbahagialah bagi siapapun yang mencurahkan perhatiannya kepada pendidikan anak-anaknya diatas apa yang dicintai Alloh dan diridhoi-Nya / berbahagialah bagi kalian yang mendapatkan jalan untuk menebus segala dosa.
💧 Sekalipun kalian mendapatkan dari anak-anak kalian hal-hal yang dapat menjadikan kalian letih dalam mendidik mereka maka beristighfarlah kepada Tuhan kalian.
👉 Suatu hari Muqotil bin Sulaiman rohimahulloh masuk menemui Al-Manshur rohimahulloh di hari diangkatnya beliau sebagai Kholifah, maka Al-Manshur berkata kepadanya:
“Berikan nasehat kepadaku wahai Muqotil !”
⭕ Maka Muqotil pun bertanya: “aku akan menasehati engkau dengan apa yang telah aku lihat atau dengan apa yang telah aku dengar?
❗ Al-Manshur pun menjawab: “dengan apa yang telah engkau lihat”.
⭕ Muqotil mengatakan: “wahai amirul mu’minin! Sesungguhnya ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz (Kholifah sebelumnya, pent) telah dikaruniai 11 anak dan beliau meninggalkan harta waris (hanya) 18 dinar, beliau dikafani dengan kain senilai 5 dinar, dan dibelikan untuknya tanah kuburan senilai 4 dinar dan sisanya dibagikan kepada anak-anaknya.
Sedangkan Hisyam bin Abdil Malik (Khalifah dinasti Umawiyyah, pent) dikaruniai 11 anak, dengan bagian setiap masing-masing anak dari harta waris 1 juta dinar.
Dan demi Alloh…wahai amirul mu’minin: sungguh aku telah melihat dalam 1 hari salah satu putra ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz bersedekah dengan 100 ekor kuda untuk berjihad di jalan Alloh,
sedangkan salah satu putra Hisyam sedang meminta-minta di pasar-pasar.
Dan orang-orang telah bertanya kepada ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz dikala beliau terbaring diatas ranjang kematiannya: apa yang telah engkau tinggalkan untuk anak-anak engkau wahai ‘Umar?
Beliau katakan: aku telah tinggalkan bagi mereka ketaqwaan kepada Alloh, maka jika mereka adalah orang-orang yang sholeh maka Alloh pasti akan menolong orang-orang yang sholeh, namun jika mereka tidak demikian maka aku tidaklah meninggalkan bagi mereka apa yang membantu mereka untuk bermaksiat kepada Alloh ta’ala.
⚠ MAKA PERHATIKANLAH…
☝ kebanyakan manusia berusaha dan berupaya serta bersusah payah untuk memberikan jaminan masa depan anak-anaknya dengan asumsi bahwa dengan adanya harta di tangan-tangan mereka sepeninggal dirinya merupakan kesejahteraan bagi mereka, NAMUN DIA LALAI DARI JAMINAN AGUNG YANG TELAH ALLOH SEBUTKAN DI DALAM KITAB-NYA:
(وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا)
[سورة النساء 9]
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” [Qs. An-Nisaa: 9]
☝ MAKA PELAJARILAH AYAT TERSEBUT DENGAN BENAR!
●○●○●○●○●
*) Judul berasal dari penterjemah.
🌏 Faedah dari ust. Abul Harits Mushlih di Forum البركة مع أكابركم .
__✏ Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu ‘Abduh