Laporan Simposium Pengembang Teknologi Pembelajaran 2017
Pendahuluan
Simposium yang diselenggerakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) merupakan simposium yang ke-2. Secara umum tujuan diadakannya simposium adalah sebagai wadah untuk pertukaran pengetahuan dan berbagi informasi, pengalaman dan wawasan di antara para ahli, akademisi dan praktisi terkait dengan perkembangan aplikasi teknologi, hasil kajian dan gagasan serta analisis di bidang teknologi pembelajaran dalam rangka pengembangan profesi PTP secara berkelanjutan.
Secara khusus kegiatansimposium PTP ini bertujuan untuk:
- Menyajikan perkembangan teknologi pembelajaran dan menginformasikan tentang kebijakan pengembangan JF-PTP;
- Mendiskusikan, mengkoordinasikan, dan mensinergikanpelaksanaan tugas-tugasJF-PTP.
- Merumuskan usulan-usulan kebijakan, program dan kegiatantentang pengembangan karier profesi PTP secara berkelanjutan.
Hasil yang Diharapkan dari simposium PTP ini adalah dapat menghasilkan :
- Pengetahuan tentang perkembangan teknologi pembelajaran dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran;
- Pengetahuan tentang tugas-tugas JF-PTP dan program kerja pustekkom sebagai instansi pembina JF-PTP
- Rumusan-rumusan kebijakan untuk pengembangan karier profesi PTP secara berkelanjutan antara lain yaitu: pelaksanaan uji kompetensi PTP untuk peserta inpassing dan kenaikan jenjang jabatan PTP; b) pembinaan, pengembangan, penyelenggaraan Diklat teknis PTP dan akreditasi penyelenggara Diklat PTP; c) pembinaan profesi PTP berkelanjutan; dan d) penguatan peran instansi pengguna PTP.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Simposium PTP diselenggarakan pada :
Hari : Rabu – Jumat
Tanggal : 29 – 31 Maret 2017
Tempat : Hotel Menara Peninsula Jl. S. Parman No. 70 Jakarta
Materi Utama
- Arah kebijakan Jabatan Fungsional PTP
- Peningkatan dan pembinaan kinerja Pejabat Fungsional PTP
- Peran PTP untuk memecahkan permasalahan pembelajaran di abad 21
Lingkup Peserta
Peserta simposium yang datang sekitar 200 orang dari berbagai instansi diantaranya:
- Pejabat Fungsional PTP / Calon JF-PTP
- Pejabat Pembina PTP dari berbagai instansi/lembaga (P4TK, LPMP, Dinas, Universitas dll)
- Pejabat Kepegawaian dari berbagai instansi
Peserta yang mendaftar diseleksi oleh panitia dan yang lulus seleksi diumumkan kepada peserta (pengumuman terlampir)
Pembicara
Dalam acara yang berlangsung selama 3 hari, hadir sebagai narasumber beberapa pejabat terkait dengan pengembangan profesi PNS, pakar dan praktisi baik dari instansi lingkungan Kemendikbud, Dewan TIK Nasional (Wantiknas), maupun dari perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengembangan teknologi antara lain :
- Keynote Speaker Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
- Arah Kebijakan Pembinaan ASN, dan Jabatan Fungsional termasuk JF-PTP, Peningkatan Kinerja Pejabat Fungsional PTP dengan narasumber Aba Subagja dan Tatang Suratman, S.Pd. M.Si
- Membangun Pendidikan Indonesia secara Merata, Berkeadilan & Berkualitas berbasiskan Kompetensi Abad 21 dengan narasumber Kepala Pustekkom Bp. Ari Santoso
- Pembinaan Tenaga Kependidikan di Kemdikbud & Pembinaan PTP di LPMP dan Dikmen dengan narasumber Bpk. Ahmad Dahlan (Kepala Bidang Program dan Evaluasi Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung) dan Bpk. Suyadi (Kasubag Kepegawaian Setditjen Dikdasmen)
- Strategi Pengembangan Konten Pembelajaran di Amerika dan Meksiko (Understanding the Modern Learner) dengan narasumber Muhammad Rosidi & Romi Satrio Wahono
- Pada sesi ini menghadirkan 3 pamateri secara panel
- Digitalisasi Ekosistem Edukasi dengan narasumber dari Telkom Indonesia (Wawan Iskandar)
- Building Learner Centric Innovative Environment dengan narasumber dari Fujitsu (M. Hakamada)
- Kegiatan Pembelajaran tanpa Batas dengan narasumber dari Microsoft (Rima Manurung)
- Peran Instansi dalam Pembinaan JF PTP narasumber dari Kemenristek Dikti dan Biro Kepegawaian Kemendikbud
- Inovasi Hypermedia dan Ilmu Komputer dengan narasumber Prof. Zainal Hasibuan Ph.D (Guru Besar Fasilkom Universitas Indonesia)
Pelaksanaan
Simposium dimulai pada pukul 12.00 Wib yang diawali dengan registrasi peserta. Acara dibuka oleh Medikbud Bp. Muhadjir Effendy diawali dengan penampilan dari anak-anak SLB Negeri 7 Jakarta. Dalam arahannya, Mendikbud menghimbau agar PTP juga dapat mengembangkan alat bantu belajar untuk anak-anak berkebutuhan khusus. “Menurut data baru 12% anak-anak disable yang mendapat fasilitas belajar sesuai, masih ada 88% lainnya yang menjadi pekerjaan rumah bersama,” ujar Mendikbud. Kendala anak yang memiliki kebutuhan khusus yaitu minimnya alat bantu untuk belajar sehingga diharapkan para tenaga fungsional PTP mendukung kebutuhan mereka melalui alat bantu pembelajaran yang efektif.
PTP harus selalu mengasah kemampuan untuk membangun fasilitas yang menolong dan membantu untuk belajar. Teknologi OHP dan transparan saat dulu sangat dibutuhkan dan sangat membantu dalam pembelajaran, namun sekarang sudah tidak digunakan sehingga ini berarti perkembangan alat bantu pembelajaran sangat cepat sehingga jika tidak memanfaatkan teknologi yang ada sekarang maka kita akan ketinggalan dalam mengembangkan tekologi dalam alat bantu pembelajaran.
Jika dalam militer digunakan alat alonoming walaupun sebenarnya sudah tertinggal jauh. namun memiliki peran yang luar biasa. peluru kendali dalam hitungan detik masih merekam mulai peluncurannya sampai dampak yang dihasilkan, sehingga bisa langsung dianalisis dan diambil keputusan selanjutnya
Yang utama perlu diselesaikan di dunia pendidikan saat ini yaitu menghilangkan kecurangan (ketidak jujuran) baik personal maupun sistemnya. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia tidak harus diibandingkan langsung dengan negara lain, contohnya Singapura dan Finlandia. Dari jumlah penduduk, jumlah sekolah, sebaran sekolah, dan jumlah siswa berbeda, sehingga anggaran pendidikannya dan penanganan masalah pendidikan berbeda. Yang terpenting dalam peningkatan kualitas pendidikan tersebut anggaran pendiidkan yang tersedia dapat menghasilkan output lebih.
Anggaran pendidikanIndonesia tahun 2017 adalah 416 triliun (20% dari APBN). Yang jarang diketahui umum bahwa 20% dari APBN penekannnya adalah fungsi pendidikan bukan hanya pada besarnya anggaran pendidikan. Sebagai contoh walaupun 65% dari anggaran pendidikan tersebut di turunkan menjadi anggaran pendidikan daerah (kabupaten kota) dan kemendikbud hanya sekittar 9,5%, namun secara fungsi, anggaran 20% tersebut menjadi tanggungjawab kementrian baik input dan output terhadap pendidikan di Indonesia.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, dalam laporannya juga menyampaikan bahwa simposium ini diharapkan dapat mengoptimalisasi jabfung PTP, “Terkait dengan pembelajaran yang semakin dibutuhkan, anak-anak dapat belajar tidak hanya dari guru tapi juga dari pembelajaran yang dikembangkan oleh PTP,” tuturnya.